Minggu, 11 Juli 2010


ada saat kau merangkai suara hati tuk buat irama kehidupan yang indah
dengan berjuta warna pelangi
dan kerlipan cahaya kedamaian selimuti hati
tak perduli seberapa keras guntur menggemakan keputus asaan
hujan menghujam raga tuk gapai keinginan
dan dalamnya samudra menenggelamkan harapan
semua itu tak kan pernah berarti tuk halangi semangat dan cita-cita mu
kadang terucap satu ketidakyakinan
saat langkah pernah terhenti dan tawa sempat tertahan
namun semua itu hanyalah suatu pencapaian yang tertunda
hanya tuk menunggu gemerlap mu memberi terang
dalam gelap malam dan nada mu
memberi harmoni terindah tuk tepiskan hitam
tataplah titik terang itu
dan gapailah gerbang keberhasilan yang telah menantimu
kau genggam satu kunci tuk buka gerbang itu
dan ingatlah kunci itu kan bersinar
hanya dengan keyakinan dan kerja keras
percayalah semua usahamu tak kan pernah sia-sia
satu langkah lagi kau kan meraih puncak citamu
bayangan ini tak kan pernah pudar
meski mataku kembali terbuka
dan ku yakin kau tahu yang terbaik tuk dirimu

karena mu aku hidup


di tiap dentaman waktu
mengikuti keresahan hidup tanpamu
terikat bersama sepi
dalam kehampaan jiwa tanpa hadirmu
senada dengan lumpuhnya hati tanpa tawamu
hidupku hanya karena mu
dengan canda dan lukisan ceria diwajahmu
dengan cinta dan kasih sayangmu
karena semangat mu membuat pikiranku hidup
karena senyum mu jantungku berdetak
dan hanya karena dirimu
hingga kini nadi ku masih berdenyut
dan untuk mu darah ini mengalir
dalam kedamaian jiwaku
dirimu hidupdalam sanubariku
dan slalu menjadi mentari kala pagi menutup malam

jangan bersedih sahabat


tiap butiran embun membasahi kelembababan pagi
terasa lembut menyentuh kedamaian jiwa
semilir angin berseru
menghembuskan kehangatan malam
bersama mentari lekukan awan riang menyambut tawa
barisan perdu ramah menyapa harimu
dengan senyummu alam menjadi ceria
dengan tawamu dunia ikut bahagia
karena itu jangan bersedih sahabat
karena sedihmu hanya kan membawa awan kelabu

Rindu Bersamamu


didalam kedinginan jiwaku
kau hadir mendekap erat kalbuku
didalam kesendirian nuraniku
kau temani aku dengan kemesraan
dalam kegalauan jiwaku
kau hadir tuk menghiburku
dalam kesepian malamku
kau hadir dalam indahnya mimpiku
tak ada yang ku pikirkan selama ini
kecuali ku merasa berarti saat bersamamu
kan ku ayun langkah ini
bersama irama kerinduan
rindu kan slalu menyelimuti hatiku
tak ada sesuatu terindah untukku
karena kau segalanya bagiku

Sabtu, 10 Juli 2010

resah


tertutup waktu membelenggu keadaan
terbungkus rapi dalam satu rangkaian kisah
terkikis kenangan pada sebuah kenyataan
terlukis kelam semua rasa dalam keresahan
seruan angin menusuk dinding jiwa
tlah lama angan terus berselimut dalam asa
menelan seluruh raga menyita harapan
yang hantarkan keraguan tuk terus bertahan
tak kan sanggup ku berdiri bila karang ini tetap diam
biarkan ombak mengikis dan memecah raganya
tak kan bisa ku bertahan jika awan tetap menjadi kelabu
ingin jiwaku berteriak tuk kebebasan
tinggalkan kehampaan yang mengunci ruang hatiku
hentikan denyut nadi dan getar jantungku
lelah ku menanti hingga aliran darah ini kembali mengalir
gundah diri ini menatap lemah setiap langkahku
hingga kini aku tenggelam dalam lautan kepiluan
berharap ada yang akan menyelami sudut mati hatiku
menggapai harapan yang kini tengah ku genggam
aku ingin keluar dari neraka yang menyiksa pikiranku
menatap cerah cahaya hangat sinar mentari
melukis senyuman tuk warnai langit kelabu
terangi kelamku dan hapus seluruh pahitku
dengan secerca semangat tuk bangunkan ku dari mimpi burukku

rindu cahaya di hidupku


tak ku lihat sinar putih rembulan
menjadi sebuah titik terindan dalam lukisan langit malam
ku telusuri angkasa tuk dapat melihat satu bintang
namun bulan dan bintangku tertutup kelembaban hujan
aku tertunduk merenung dibawah jendela 1 x 1 ini
ingin ku hitung tiap rintik hujan yang jatuh ke permukaan bumi
tuk lukiskan betapa hampa hatiku kini
resah hati ini ingin teriakkan kekosongan
dalam detak jantungku terikat sejuta kesedihan
dalam aliran darahku hanyut sejuta kepasrahan
pedih, gundah, lelah, dan gelap
gambaran dunia ku yang tak pernah bersinar
aku sangat merindukan pelangi hadir menghiasi hariku
tanpa tangisan langit di pagi hari
dan kan ku rekahkan senyum terindah tuk dunia

puisi putus asa


kan ku lepas resah ini
bersama raga yang tak lagi mampu berdiri
lelah ku tunggu senyuman yang tlah lama ku nanti
ku hitung detik-detik
berlalunya beban yang mendera bahuku
tak sanggup lagi ku memikul rasa ini
ingin ku buang semua pikiran jemu di kepalaku
ingin ku hapus sema bayang cita-cita ku
aku ingin diam disini....
haruskah ku hentikan langkah ku?