Sabtu, 10 April 2010

Tokoh Kimia

Antoine Lavoisier (1743-1794)




Konflik politik abad sekitar ke-17 sampai abad ke-18 di eropa telah banyak mendatangkan kerugian. Salah satunya adalah keputusan menghukum mati Antoine Lavoisier telah merugikan dunia ilmu pengetahuan.

Antoine Lavoisier adalah seorang ilmuwan berbakat yang banyak memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan. Salah satu hasil karyanya adalah hukum kekekalan massa yang telah meluruskan kekeliruan pada saat itu.

Antoine Lavoisier lahir di Paris, Perancis, pada tanggal 26 Agustus 1743. Beliau keturunan keluarga terpandang di Paris. Lavoisier sosok yang senang menggeluti beberapa bidang ilmu. Bidang ilmu kimia, ilmu tumbuhan, astronomi dan matematika beliau pelajari di College Mazarin selama 7 tahun (1754-1761). Tidak hanya itu, Lavoisier juga mendalami ilmu hukum. Meskipun kemudian, ilmu hukum yang beliau peroleh tidak dipraktekan untuk menjadi seorang pengacara, akan tetapi menjadi seorang pejabat pengumpul pajak pada perusahaan pajak swasta Ferme Generalle. Lavoisier merupakan salah seorang pemilik saham di perusahaan pajak tersebut.

Kontribusinya dalam bidang kimia dimulai pada tahun 1775 dengan penelitian serbuk mesiu. Saat itu beliau bekerja di Royal Gunpowder Administration (lembaga atau komisi kerajaan yang bertanggungjawab terhadap persediaan senjata kerajaan). Keterlibatannya dalam lembaga ini tidak sia-sia, beliau berhasil menemukan metode mensintesis saltpeter (kalium natrium nitrat) yang digunakan sebagai bahan baku serbuk mesiu. Saltpeter ini pun dapat digunakan di bidang pertanian.

Lavioisier kemudian mendalami reaksi-reaksi pembakaran. Beliau menimbang dengan seksama zat-zat yang dibakar dan hasil reaksinya. Beliau juga mempelajari dengan seksama kehilangan berat dari oksida logam yang dibakar. Kerja kerasnya membuahkan hasil yang spektakuler. Sebuah hukum kekekalan massa, bahwa massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. Hukum ini telah meluruskan kekeliruan yang selama itu dianut oleh para ilmuwan. Sebelumnya mereka berpendapat, bahwa jika suatu logam dibakar, maka logam tersebut akan menyerap phlogiston. Dan jika zat yang telah dibakar tadi dipanaskan kembali, akan kehilangan phlogiston atau dalam keadaan dephlogiston. Sebenarnya phlogiston yang dimaksudkan tiada lain adalah gas oksigen.

Lavoisier memberikan kontribusi-kontribusi penting lainnya bagi dunia kimia, diantaranya beliau berpendapat bahwa gas hidrogen dan oksigen dapat bereaksi membentuk embun, yang kemudian disebut air. Beliau turut mengenalkan sistem satuan metrik, menemukan sistem periodik unsur pertama yang terdiri dari 33 unsur, terlibat dalam penamaan beberapa senyawa kimia dan yang paling penting adalah manyatukan beberapa konsep kimia menjadi lebih tertata rapi, karenanya beliau dijuluki sebagai bapak kimia modern.

Kesuksesan Lavoisier ternyata tak lepas dari dukungan istrinya, Marie-Anne Pierette Paulze yang dinikahinya pada tahun 1771. Istrinya banyak membantu Lavoisier menjamu para ilmuwan selama mengadakan pertemuan-pertemuan penting, membanu lavoisier membuat sketsa-sketsa peralatan labortarium yang akan digunakan, menterjemahkan dokumen-dokumen dari bahasa inggris dan membuat laporan ilmiah.

Karir ilmiah Lavoisier yang gemilang harus berakhir saat pemerintah kerajaan memutuskan untuk menghukum Lavoisier dengan hukuman penggal. Saat itu Lavoisier dituduh telah mengambil uang rakyat dari pengumpulan pajak, memindahkan bubuk mesiu dan membuat tembok tinggi yang mengganggu lingkungan. Beberapa pihak hanya menganggap ini permainan politik belaka. Seorang ilmuwan lain, Lagrange berpendapat “hanya perlu sekejap saja untuk memengal kepala Lavoisier, namun seratus tahun belum tentu dapat melahirkannya kembali”.

1 komentar: